Amazon slide show

Senin, 05 Mei 2008

P tua sang penyetel velg

Dongkol sekali hati ini setiap melakukan perjalanan antara tangerang-bogor. Gimana g dongkol hampir sepanjang jalan yang dilalui pasti ada lubang, baik yang kecil maupun yang agak lebar. Melakukan perjalanan tangerang-bogor maupun sebaliknya harus extra hati-hati terutama bagi yang menggunakan sepeda motor seperti saya, kalau tidak anda bisa jatuh saat masuk lubang. Terus yang bikin tambah dongkol karena keseringan masuk lubang jari-jari sepeda motor saya jadi pada kendor, mau g mau kemarin saya menemui tempat stel velg. Sepulang kerja saya langsung ketempat stel velg, sayang disana ada juga satu pasien yang lagi benerin velgnya jadi saya nunggu. Untungya setelah beres satu roda pa tua, maestro stel velg, langsung mengerjakan punya saya dan meminta pasien yang pertama itu minta datang lagi udah magrib...(makasih y udah mendahulukan punya saya). Dengan cekatan p tua mulai mengerjakan roda bagian belakang. Karena adzan magrib sudah berkumandang saya bilang pada p tua tinggal sebentar. P tua terus saja bekerja dan saya tahu dia beragama budha karena di ruang depan rumahnya ada gambar2 budha seperti dewi quan in dan dewa2 yang seperti suka ada di kera sakti, jadi saya g hawatir kalo g negur dia untuk salat. Sementara itu saya langsung menuju mushola yang ada di pom bensin. Sehabis saya salat rupanya p tua baru menyelesaikan satu roda. Dan tak lama kemudian pasien yg tadi datang lagi. sementara p tua mulai mengerjakan roda depan motor saya sambil ditemani nyamuk2 yg ada disekeliling p tua yg juga tidak lupa menyerang saya juga. Ahirnya stel velg motor saya selesai juga pas waktu isya. Saya langsung bayar p tua dan tak lupa ucapkan terima kasih. Saya juga puas atas hasil kerja p tua dimana sekarang jari2 velg saya sekarang kencang seperti baru. Dan tak lupa saya jug berterima kasih pada si pasien yang sudi mendahulukan saya. Oh mototr ku sekarang bagus lagi, tapi saya tetep jengkel pada lubang-lubang di jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar